Kalau Anda punya ide kreatif untuk membuat bisnis online yang unik, mulailah menggarapnya. Jangan ditunda-tunda. Siapa tahu, startup bentukan Anda dilirik raksasa global macam Google atau Yahoo. Beberapa waktu lalu, kita mendengar berita tentang akuisisi Yahoo! atas Koprol. Kita juga mendengar tentang pembelian saham Urbanesia.com oleh perusahaan investasi East Ventures. ­Asal Anda tahu, sebelum mereka, sekitar 2-3 tahun yang lalu, sebuah website asli Indonesia sudah dilirik terlebih dulu oleh perusahaan asal luar negeri, Kingston Media. Website itu adalah Moodmill.com. Beberapa contoh tersebut cukup menjadi bukti bahwa sekarang adalah saat yang tepat untuk menggarap ­bisnis kreatif berbasis Internet. Pasalnya di era global sekarang ini, semakin banyak perusahaan global yang ingin memperluas bisnisnya ke negara-negara berkembang, tak terkecuali ke Indonesia. Berkat adanya Internet, “radar” me­reka bisa menangkap kehadiran peru­sahaan-perusahaan startup yang potensial. Mulai dari sekarang Istilah creativepreneurship mulai akrab di telinga kita. Memang industri kreatif dan entrepreneurship (kewirausahaan) tengah digalakkan oleh pemerintah saat ini. Pasalnya, industri kreatif punya kontribusi yang besar bagi perekonomian negara. Selain itu, industri yang sangat meng­andalkan sumber daya manusia ini?yakni otak dan kreativitas?mampu menyerap banyak tenaga kerja. Industri ini paling tepat dikembangkan di Indonesia, salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, yakni sekitar 230 juta orang. Saking potensialnya industri kreatif, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu bahkan menargetkan pertumbuhannya menjadi 5,8% pada tahun ini. Sebagai perbandingan, pertumbuhan industri kreatif pada tahun lalu sebesar 4,5% dengan kontribusi kepada perekonomian negara sebesar Rp 218 triliun. Tahun lalu, industri ini juga mampu menyerap tenaga kerja hingga 7,7 juta orang. Dari 14 subsektor industri kreatif yang ada, Mendag memprediksi ada beberapa subsektor yang akan tumbuh paling pesat tahun ini, yakni layanan komputer dan software, periklanan, dan game interaktif. Apa sekarang Anda masih berpikir untuk ikut bursa kerja dan menjadi karyawan kantoran? Atau Anda justru ingin meng­ikuti passion Anda, menciptakan lapang­an kerja sendiri, dan menjadi seorang crea­tivepreneur? “Choose a job you love and you will never have to work a day in your life,” demikian kata Confucius. Pilihannya ada pada Anda. Ini sedikit advis buat teman-teman. ­Kalau Anda punya ide bisnis yang unik, yang sangat mungkin untuk diwujudkan tanpa modal yang besar, rela mengorbankan waktu untuk itu, dan tahu siapa target yang akan disasar?ya, Anda sudah punya alasan untuk membangun sebuah bisnis online. Kenapa tidak mulai dari sekarang? Mungkin pengalaman beberapa bisnis berikut bisa menginspirasi Anda. Koprol, proyek iseng yang sukses Koprol dibangun oleh Satya Witoelar, Leo Laksmana, Fajar Budiprasetyo, dan Daniel Armanto. Empat sekawan yang tergabung dalam SkyEight, sebuah perusahaan pe­ngem­bang aplikasi web yang berbasis di Jakarta. Perusahaan ini membangun Koprol menggunakan framework aplikasi web open source, Ruby on Rails. Awal mengembangkan Koprol, mereka melihat penggunaan perangkat mobile sudah berkembang pesat. “Mobile devices bukan hanya untuk ngobrol lagi, tapi untuk mencari informasi sambil beraktivitas sehari-hari,” kata Satya. Karena itulah, mereka mengembangkan Koprol sebagai medium sosialisasi yang luas, yang juga bisa diakses melalui perangkat genggam. Sekilas, website yang mulai dibuka untuk umum sejak Mei 2009 ini tampak seperti sebuah website microblog. Sejatinya, Koprol dibuat sebagai website jejaring sosial. “Dari segi teknis, sebetulnya Koprol bukan website microblog, melainkan social network,” kata Satya. Feature microblog hanya salah satu komponen yang ada di dalam Koprol. “Kalau harus dibandingkan dengan website microblog biasa, Koprol ada (feature) location, comments, photos, private messaging, privacy settings, business directory, dan reviews,” kata dia. Hal yang unik dari Koprol adalah, layanannya berbasis lokasi. Dengan Koprol, anggota bisa “check-in” serta bertukar kabar mengenai lokasi-lokasi yang mereka singgahi dan apa saja yang terjadi di lokasi tersebut. Ada satu lagi yang membedakan Koprol dengan jejaring sosial lainnya. Koprol sarat dengan informasi berguna?jadi bukan sekadar tempat curhat atau bertukar link saja. Dari sisi bisnis, Satya dan timnya berencana untuk menambahkan feature advertising ke dalam Koprol. Saat ini, Koprol telah terhubung dengan Facebook dan Twitter. Aplikasi khusus BlackBerry untuk mengakses layanan ini juga telah tersedia. Pada 25 Mei lalu, Yahoo! mengumumkan akuisisinya atas Koprol. Akuisisi ini otomatis memperluas bisnis Yahoo! di Indonesia. Yahoo! rupanya tertarik melihat Koprol yang mampu membangun basis pengguna yang kuat dalam waktu hanya setahun setelah dirilis. Selain itu, Koprol juga dirancang bagi para pengguna mobile. Hal ini sesuai dengan perkembangan zaman, di mana semakin banyak orang mengandalkan perangkat mobile untuk berkomunikasi dan mengakses Internet. Koprol Di sini, anggota bisa “check-in” serta bertukar kabar mengenai lokasi-lokasi yang mereka singgahi dan bertukar informasi mengenai hal-hal yang terjadi di sana. “Yahoo menyediakan skala global dan teknologi untuk mempercepat pertumbuhan Koprol di Indonesia,” kata Rose Tsou, senior vice president Yahoo! untuk wilayah Asia, dalam berita pers yang dilansir di website resmi Yahoo. Menurut Tsou, Koprol mampu mengumpulkan database lokasi kota dan membentuk komunitasnya sendiri. Melalui layanan ini, anggota bisa menemukan teman-temannya atau tempat-tempat baru yang menarik. Yahoo! ingin memanfaatkan komunitas Koprol yang “kaya informasi” ini untuk mengembangkan banyak aplikasi, termasuk website dan produk media yang bersifat lokal. Pihak Koprol juga merasa senang de­ngan akuisisi ini. “Kami senang sekali bisa bergabung dengan Yahoo!,” kata Fajar Budiprasetyo, CEO dan co-founder Koprol. “Sejak awal, kami telah mengadopsi teknologi Yahoo! untuk mengembangkan bisnis kami, dan (akuisisi) ini hanya memakan waktu enam bulan setelah kami mengikuti showcase di Yahoo! Hack Day yang digelar di Indonesia,” katanya. Akuisisi ini merupakan kisah sukses yang bisa menginspirasi komunitas-­komunitas online di Indonesia. Akuisisi ini tentunya juga menunjukkan bahwa ­inovasi bisnis akan selalu menjadi hal yang menarik, yang akan terus dicari. Konsep Web 2.0 melahirkan banyak website pertemanan di Internet, beberapa “asli” buatan lokal. Salah satunya adalah Fupei?singkatan dari Friends Uniting Program Especially Indonesian. Fupei dikembangkan oleh Sanny Gaddafi dan mulai beroperasi pada Mei 2004. Website ini digagas oleh Sanny dan partnernya, Fu Marlinda Yumin. Awalnya hanya berangkat dari rasa penasaran mereka dengan konsep pertemanan ala Friendster yang bisa berkembang pesat. Memang saat itu, Friendster tengah populer di kalangan anak-anak muda. Mereka memulai Fupei dengan modal yang tak banyak. Promosi juga dilakukan dari mulut ke mulut, antaranggota. Karena responsnya banyak, mereka fokus me­ngembangkan website ini. Untuk mempertahankan sifat lokalnya, Fupei hanya menyasar target pengguna asal Indonesia. Website pertemanan yang mengusung motto “Without friends, we’re nothing!” ini menampilkan beragam feature. Beberapa di antaranya feature chat, musik dan video, album foto, serta blog. Untuk mempertahankan loyalitas para Fupeis?sebutan bagi anggota Fupei?Sanny banyak membuka mata dan telinga untuk menerima masukan-masukan dari anggota ­website-nya serta meng-update perkembangan teknologi yang ada. Selain membuat Fupei, Sanny dan Linda juga mengembangkan website jejaring sosial BundaGaul.com. Website tersebut, sesuai namanya, hanya menampung anggota wanita, terutama para bunda. Ide membuat website ini datang dari Linda yang hobi blogwalking dan membaca cerita blog para bunda tentang anak-anak mereka. Cerita itu, menurutnya, seru. “Saya suka membaca blog-blog para bunda yang seru membicarakan hari-hari anaknya, atau keluh kesah mereka menjadi seorang bunda,” kata Linda. “Saya pikir, cerita dari seorang bunda itu tak ada habisnya. Tapi, kenapa belum ada suatu wadah untuk menampung mereka semua untuk berbagi cerita dan tawa bersama?” ujarnya. Karena itulah, akhirnya dia dan Sagad membuat BundaGaul.com dan merilis pada Desember 2008. Misi website ini adalah menyatukan para bunda dan calon bunda dalam suatu wadah, di mana mereka bisa saling berbagi cerita, pengalaman, dan menambah teman baru. Selain jadi tempat kongkow para bunda, website ini pun bisa dimanfaatkan sebagai ajang promosi bisnis para anggotanya. Direktori lokal Urbanesia.com Selain Koprol, Urbanesia.com juga bisa menjadi contoh sukses sebuah startup lokal. Portal lifestyle city directory ini me­nampilkan beragam informasi seputar gaya hidup dan lokasi bisnis di Jakarta. ­Urbanesia.com memiliki mesin pencari yang bisa membantu penggunanya untuk mencari informasi mengenai berbagai tempat serta kegiatan yang berlangsung di Jakarta. Awal Juni lalu, sebagian saham dari Urbanesia.com diakuisisi oleh East Ventures. East Ventures merupakan perusahaan yang berbasis di Singapura, yang fokus dalam bidang investasi perusahaan-perusahaan startup Internet. “East Ventures adalah perusahaan inves­tasi di startup Internet yang reputasinya sudah tidak diragukan lagi, dan kami merasa bangga dapat bergabung dan diakui menjadi salah satu anggota keluarga besarnya,” kata Selina Limman, CEO & Managing Director, Urbanesia.com. “Kami melihat perkembangan ini sebagai kemitraan yang saling menguntungkan. Investasi ini akan berkontribusi lebih jauh bagi visi Urbanesia.com untuk menjadi portal direktori nomor satu di Indonesia dengan konten lokal di seluruh Indonesia,” imbuhnya. Dengan akuisisi ini, dua pendiri Urbanesia.com, Selina Limman dan Natali Ardianto, akan tetap memimpin dan be­r­tanggung jawab atas operasional Urbanesia.com. Sementara Batara Eto, selaku Partner di East Ventures akan berperan sebagai penasehat dalam bisnis berbasis web 2.0 itu. Menurut Batara, pihaknya merasa se­nang karena bisa menyediakan mentoring bagi startup lokal yang ada, apa lagi Urbanesia.com memiliki prospek yang cerah di masa depan. East Ventures yakin ­Urbanesia.com bisa tumbuh dan memimpin portal city directory di Indonesia. Mengapa social media? Internet dan social media bisa menjadi alat bagi perusahaan untuk mengenal pasar dan konsumennya. Sekarang, iklan standar yang ada di televisi, majalah, atau radio tidak lagi menjadi referensi utama bagi orang-orang yang ingin membeli sebuah produk. Social media justru menjadi alat yang lebih efektif untuk melakukan promosi. Kita ambil contoh blog dan website jejaring sosial. Kedua layanan itu bisa mempengaruhi penilaian masyarakat tentang sebuah produk. Sebelum membeli laptop, misalnya, kita bisa Googling untuk mencari link-link yang berisi review mengenai produk yang dicari. Apalagi sekarang siapa pun bebas curhat mengenai apapun di blog?termasuk mengenai pengalamannya menggunakan sebuah produk. Tak jarang, komentar teman di Facebook atau Twitter juga bisa mengubah penilaian kita terhadap sebuah produk. Selain dari blog atau jejaring sosial, penilaian konsumen terhadap sebuah produk juga bisa terbentuk dari komunitas. Social media efektif sebagai ajang ber­iklan. Hal ini juga diakui oleh The Nielsen Company dan Facebook. Selain mampu menjangkau banyak audiens, iklan di social media juga bisa lebih diingat dan menimbulkan rasa penasaran banyak orang. Demikian hasil studi yang dilansir oleh lembaga riset internasional dan layanan jejaring sosial itu pada bulan April yang lalu. Laporan berjudul “Advertising Effectiveness: Understanding the Value of a Social Media Impression” itu menyatakan bahwa iklan-iklan yang bersifat sosial?yang jujur dan otentik?jauh lebih efektif ketimbang iklan display pada umumnya. Menurut Jon Gibs, Vice President Media Analytics, The Nielsen Company, website jejaring sosial macam Facebook dapat membantu perusahaan untuk menciptakan dan memelihara brand. Laporan tersebut dibuat berdasarkan riset gabungan Nielsen dengan Facebook selama enam bulan, menggunakan ­Nielsen BrandLift, aplikasi berbasis platform Facebook yang bisa digunakan untuk mengukur efektivitas iklan secara online. Riset dilakukan menggunakan Nielsen BrandLift untuk mengukur perilaku konsumen dan keinginan membeli dari iklan yang ada pada Facebook. Nah, dari sini kita bisa melihat bahwa target yang bisa disasar oleh social media?termasuk website-website jejaring sosial?bukan hanya individual, tetapi juga perusahaan. Pasar social media semakin luas. Jadi, apa Anda punya ide atau konsep unik tentang social media? Ingin me­ngembangkan social media sendiri? Selain Koprol dan Urbanesia.com, sudah ada beberapa contoh sukses lainnya. Dengan konten yang menarik, tentu akan banyak “klik” yang mampir ke website Anda. Ayo, you can turn your brain into cash! 

Semoga Bermanfaat dan terimakasih 
Sumber : CHIP ONLINE

Categories:

0 Response for the "Prospek Cerah Bisnis Social Media"

Posting Komentar

Ruang Kritik dan Saran